Peran Mahasiswa Untuk Pendidikan Indonesia. Mahasiswa dan Pendidikan di Indonesia
Peran Mahasiswa Untuk Pendidikan Indonesia
Di mata umat dan masyarakat pada
umumnya, mahasiswa adalah agen perubahan sosial (agent of social
change) karena mahasiswa selaku insan akademis, dipandang memiliki
kekuatan intelektual yang lebih sehingga kepekaan dan nalar yang rasional
diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan pendidikan
dan sosial dimasyarakat. Sehingga sudah menjadi konsekuensi terhadap tuntutan
dari seorang mahasiswa untuk mampu mengoptimalkan potensi yang dimilikinya
sebagai suatu kebutuhan pribadi dan masyarakat. Fungsi kontrol sosial yang
dimiliki mahasiswa bagi pembangunan diharapkan mutlak demi kemajuan pembangunan.
Pendidikan merupakan aspek paling penting pada sebuah peradaban
bangsa. Dengan pendidikan yang berkualitas dan berkarakter dapat
dipastikan sebuah bangsa dapat mengoptimalkan pembangunannya. Masalah-masalah
sosial seperti kemiskinan, pengangguran, yang berimplikasi pada
kelaparan dan masalah lainnya bukan tidak mungkin bahkan diyakini dapat
teratasi oleh sistem pendidikan yang terintegrasi dan memiliki visi
yang jelas meski tanpa menafikan faktor-faktor penunjang lainnya.
Kita mungkin masih ingat bahwa mengenai data Indeks Pembangunan
Pendidikan Untuk Semua atau Education For All di Indonesia MENURUN.
Jika pada 2010 lalu Indonesia berada di peringkat 65, tahun 2011 merosot ke
peringkat 69. Berdasarkan data dalam Education For All (EFA)
Global Monitoring Report 2011: The Hidden Crisis, Armed Conflict And
Education yang dikeluarkan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan
Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) yang diluncurkan di New York,
Senin (1/3/2011), Indeks Pembangunan Pendidikan atau Education Development
Index (EDI) berdasarkan data tahun 2008 adalah 0,934. Nilai itu
menempatkan Indonesia di posisi ke-69 dari 127 negara di dunia. EDI
dikatakan tinggi jika mencapai 0,95-1. Kategori medium berada di atas 0,80,
sedangkan kategori rendah di bawah 0,80. Total nilai EDI itu
diperoleh dari rangkuman perolehan empat kategori penilaian, diantaranya angka
partisipasi pendidikan dasar, angka melek huruf pada usia 15 tahun ke atas, angka
partisipasi menurut kesetaraan jender, dan angka bertahan siswa hingga
kelas V sekolah dasar (SD).
Gambaran diatas mengesankan bahwa pendidikan di Indonesia sangat
tertinggal jauh di bawah Malaysia apalagi Jepang. Meski Indonesia saat ini
masih jauh lebih baik dari Filipina (85), Kamboja (102), India (107), dan Laos
(109).
Banyak hal yang menyebabkan kondisi pendidikan di Indonesia terpuruk
seperti ini. Sistem pendidikan di Indonesia yang tidak stabil, anggaran
pendidikan yang kurang tepat sasaran, kualitas sumber daya pengajar yang kurang
diperhatikan, serta Infrastuktur pendidikan yang belum memadai menjadi penyebab
selanjutnya. Jika Indonesia hanya pulau Jawa, tingkat pembangunan infrastuktur
bidang pendidikan bisa dibilang bagus. Akan tetapi, Sulawesi, Sumatra, Irian
Jaya juga merupakan bagian dari Indonesia. Sudahkah infrastuktur pendidikan di
sana memadai? Hal ini juga berdampak pada ketidakmerataan tingkat pendidikan di
Indonesia.
Mahasiswa adalah generasi penerus bangsa, ditangan para pemuda
(mahasiswa)-lah masa depan sebuah bangsa (al-hadits), yang ternyata diterima
atau tidak telah menanggung dosa para pendahulu dan dipaksa harus meneruskan
serta meluruskan konsep para pendahulu. Mahasiswa dituntut untuk mampu
meng-ejawantahkan pemahaman dan kompetensinya serta ikut serta mengatasi
keterpurukan yang tengah dialami bangsa ini. Mahasiswa diharapkan peka
menanggapi masalah seputar pendidikan ini. Karena pada hakekatnya, mahasiswa
adalah jembatan intelektualisme dari pemahaman konsep menuju pengejawantahan
pada tatanan realitas.
Peran dan Fungsi Mahasiswa-lah yang seharusnya dapat diterapkan sebagai
solusi di bidang pendidikan ini. Dengan mengamalkan Peran dan Fungsi Mahasiswa
(PFM), mahasiswa bisa membuat suatu pemikiran yang rekonstruktif dan solutif terhadap
permasalahan seputar pendidikan di bangsa ini. Buah pikiran tersebut dapat
disumbangkan kepada pihak terkait. Selain itu mahasiswa bisa melakukan kontrol
terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah dalam hal pendidikan. Dengan demikian,
komunikasi antara mahasiswa, masyarakat, dan pemerintah dapat berjalan dengan
baik dengan menghasilkan suatu solusi bagi kebuntuan permasalahan
pendidikan.
Mahasiswa sebagai generasi intelektual hanya bisa dihargai eksistensinya
dengan kualitas intelektualnya pula, bukan dengan hal lainnya. Jika mahasiswa
sudah tidak lagi bisa mengandalkan kecemerlangan intelektualnya, maka kemampuan
lain apa yang bisa diberikan mahasiswa bagi negara ini. Oleh karena itu
mahasiswa memiliki kontribusi yang besar terhadap peningkatan mutu pendidikan
bangsa.
Assalamualaikum
teman-teman. Ini biodata singkat aku, nama
panggilan aku biasanya siska, siskooy atau pane, tapi kalo dirumah beda lagi
hehe :D aku suka ayam goreng, sama udang sambel, hobi aku baca novel dan makan.
Oh ya, btw ini tugas MPA aku, Semoga bermanfaat ya artikel nya.
Pesan: Jika artikel ini membantu kamu, tolong beri komentar dibawah ini. terima kasih. have a nice day :)
Pesan: Jika artikel ini membantu kamu, tolong beri komentar dibawah ini. terima kasih. have a nice day :)
Komentar